Berita Hukum Legalitas Terbaru
Hukum  

Pengertian dan Regulasi Match Fixing di Sepak Bola

people watching soccer game
Photo by Tembela Bohle on <a href="https://www.pexels.com/photo/people-watching-soccer-game-1884574/" rel="nofollow">Pexels.com</a>

Match fixing adalah praktik yang memanipulasi hasil pertandingan olahraga untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Praktik ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan dapat ditemukan di berbagai jenis olahraga, termasuk sepak bola, basket, tenis, dan lain-lain.

Latar belakang munculnya praktik match fixing adalah adanya tekanan ekonomi dan kompetisi yang semakin ketat di dunia olahraga, serta adanya tawaran uang atau imbalan lain dari pihak-pihak yang ingin mempengaruhi hasil pertandingan.

Praktik ini sangat dilarang karena merugikan kejujuran dan integritas dalam olahraga, serta dapat merugikan para pemain dan official yang terlibat.

Pengertian Match Fixing

Match fixing adalah suatu praktik yang melibatkan manipulasi suatu pertandingan olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Praktik ini sangat dilarang dan dianggap sebagai tindakan ilegal di banyak negara. Banyak organisasi olahraga dan pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk mencegah dan menangani praktik match fixing.

Regulasi FIFA Tentang Match Fixing

FIFA adalah organisasi sepak bola internasional yang memiliki aturan yang ketat tentang match fixing.

Aturan tersebut mengatur pelanggaran yang berkaitan dengan manipulasi pertandingan sepak bola, termasuk tindakan yang dilakukan oleh pemain, pelatih, wasit, dan orang-orang lain yang terlibat dalam pertandingan.

Pelanggaran aturan ini dapat mengakibatkan sanksi yang berat, seperti diskualifikasi dari pertandingan atau turnamen, denda finansial, dan bahkan pencabutan lisensi untuk bermain sepak bola secara profesional.

Selain itu, FIFA juga bekerja sama dengan badan-badan hukum dan kepolisian untuk melakukan penyelidikan dan menuntut para pelaku match fixing.

Contoh Match Fixing

Sebuah contoh match fixing adalah ketika seorang pemain sepak bola bersikap tidak sportif di lapangan dengan sengaja melakukan pelanggaran atau kartu merah untuk mempengaruhi hasil pertandingan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memenangkan taruhan yang telah dibuat oleh orang-orang yang tahu tentang tindakan tersebut.

Selain itu, contoh lain dari match fixing adalah ketika seorang wasit atau hakim garis bersikap tidak adil dan membuat keputusan yang tidak objektif untuk mempengaruhi hasil pertandingan.

Praktik ini juga dapat dilakukan oleh pelatih atau official tim yang memanipulasi pemain agar bermain tidak maksimal atau bahkan mengalah secara sengaja.

Contoh kasus match fixing lain terjadi pada tahun 2011, ketika beberapa pemain sepak bola dan ofisial dari tim sepak bola Skuadron Fenerbahçe di Turki terlibat dalam sebuah skandal match fixing.

Skandal ini terungkap setelah pihak kepolisian Turki menangkap beberapa orang yang diduga terlibat dalam praktik tersebut, termasuk pemain dan ofisial dari tim tersebut.

Setelah menjalani penyelidikan, beberapa pemain dan ofisial yang terlibat dalam kasus ini dinyatakan bersalah dan divonis hukuman penjara.

Tim sepak bola Fenerbahçe juga dikenai sanksi, termasuk pembatalan hasil pertandingan yang terlibat dalam kasus ini dan pengurangan poin di klasemen.

Kasus ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari match fixing bagi para pelaku dan organisasi olahraga yang terlibat. Hal ini juga menunjukkan perlunya upaya preventif dan tindakan tegas untuk mencegah praktik tersebut.

Selain itu ada juga contoh kasus match fixing yang terkenal di berbagai dunia. Berikut ini adalah 10 kasus match fixing yang telah terjadi di berbagai negara:

  1. Kasus match fixing di Skuadron Fenerbahçe (Turki, 2011)
  2. Skandal match fixing di Liga Sepak Bola Italia (Italia, 2006)
  3. Kasus match fixing di Liga Sepak Bola Singapura (Singapura, 1994)
  4. Skandal match fixing di Liga Sepak Bola Jerman (Jerman, 2005)
  5. Kasus match fixing di Liga Sepak Bola Korea Selatan (Korea Selatan, 2011)
  6. Skandal match fixing di Liga Sepak Bola Cina (Cina, 2009)
  7. Kasus match fixing di Liga Basket AS (AS, 1946)
  8. Skandal match fixing di Liga Tinju (India, 2013)
  9. Kasus match fixing di Liga Cricket Pakistan (Pakistan, 2010)
  10. Skandal match fixing di Liga Sepak Bola Perancis (Perancis, 1993)

Match fixing dapat menyebabkan kerugian besar bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan, termasuk atlet, penonton, dan pembuat keputusan.

Hal ini juga dapat merusak reputasi olahraga dan mengurangi kepercayaan publik pada integritas olahraga.

Untuk mencegah match fixing, organisasi olahraga dan pemerintah sering mengambil langkah-langkah seperti memberikan sanksi bagi pelaku match fixing, menyediakan program pelatihan untuk membantu atlet dan staf olahraga menghindari praktik tersebut, dan bekerja sama dengan agen investigasi untuk mengungkap kasus-kasus match fixing.

Sanksi Match Fixing

Sanksi untuk pelaku match fixing bervariasi tergantung pada negara dan organisasi olahraga yang bersangkutan.

Namun, secara umum, pelanggaran tersebut dapat mengakibatkan sanksi yang berat, seperti diskualifikasi dari pertandingan atau turnamen, denda finansial, dan bahkan pencabutan lisensi untuk bermain sepak bola secara profesional.

Selain itu, pelaku juga dapat dituntut secara hukum dan dijatuhi hukuman pidana, tergantung pada tingkat kesalahan yang dilakukan.

Sangat penting bagi semua pihak untuk menghormati keadilan dan integritas dalam olahraga dan menolak segala bentuk manipulasi pertandingan.

Setiap negara memiliki regulasi yang berbeda terkait dengan match fixing. Beberapa contoh regulasi yang mungkin ada di negara-negara tertentu adalah:

  • Melarang segala bentuk manipulasi pertandingan olahraga, termasuk penggunaan informasi rahasia atau mempengaruhi hasil pertandingan dengan cara apa pun.
  • Mengharuskan tim, pemain, dan official untuk melaporkan setiap tawaran atau ajakan untuk melakukan match fixing kepada organisasi olahraga yang bersangkutan atau kepada badan-badan hukum.
  • Menerapkan sanksi yang berat bagi pelaku match fixing, seperti diskualifikasi, denda finansial, dan bahkan pencabutan lisensi untuk bermain sepak bola secara profesional.
  • Menyediakan dukungan dan bantuan bagi para pemain, official, dan tim yang mengalami tekanan untuk melakukan match fixing, termasuk memberikan informasi dan pelatihan tentang bahaya dan dampak dari praktik tersebut.
  • Bekerja sama dengan badan-badan hukum dan kepolisian untuk melakukan penyelidikan dan menuntut pelaku match fixing sesuai dengan hukum yang berlaku.

Secara umum, regulasi terkait match fixing bertujuan untuk menjaga integritas dan keadilan dalam olahraga, serta melindungi para pemain dan official dari tekanan untuk melakukan tindakan ilegal tersebut.

Sumber:

“Fenerbahce in match-fixing scandal” (BBC News)”Fenerbahçe match-fixing scandal” (Wikipedia)
“Fenerbahce players and officials sentenced over match-fixing scandal” (The Guardian)

“Match fixing: what it is and how to stop it” (Olympic.org)
“Match fixing in sports” (World Sports Law Report)
“Preventing match-fixing in sport” (European Commission)

WhatsApp us

Exit mobile version