Sah! – Elwizan Aminudin, seorang dokter gadungan yang pernah bekerja sebagai dokter tim sepak bola termasuk Timnas U-19 akhirnya berhasil ditangkap oleh jajaran Polresta Sleman di Cibodas, Tangerang, Rabu (24/1/2024).
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian dalam keterangan pers menyebut Elwizan mengaku pernah bekerja sebagai ‘dokter’ di 9 tim sepak bola berbeda sepanjang tahun 2013 hingga 2021.
Tak tanggung-tanggung, tim-tim yang pernah ditipu oleh Elwizan adalah tim-tim elit di Liga Indonesia dan bahkan tim nasional.
Tim atau klub sepak bola yang pernah menjadi korban Elwizan antara lain Persita Tangerang, Barito Putera, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra, dan terakhir PSS Sleman. Elwizan juga pernah menjadi dokter Timnas U-19 dua kali.
Manipulasi Ijazah
Elwizan ketahuan sebagai dokter gadungan pada tahun 2021 usai ijazah dokternya dinyatakan palsu. Elwizan sendiri mengaku sebagai lulusan fakultas kedokteran di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang kemudian dibantah oleh pihak kampus.
Awal mula isu dokter gadungan ini mencuat di media sosial Twitter setelah akun milik seorang kardiolog menuding Elwizan Aminudin sebagai dokter gadungan, sebab namanya tidak ada di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
PSS Sleman sebagai pihak yang mempekerjakan Elwizan kemudian mengirim surat ke Universitas Syiah Kuala Banda Aceh guna mengkonfirmasi kepada pihak kampus status Elwizan sebagai lulusan kampus tersebut.
Pihak Universitas Syiah Kuala kemudian memastikan bahwa yang bersangkutan bukanlah bagian dari alumni Universitas Syiah Kuala pada November 2021.
Mengetahui ijazah yang dimiliki dokter timnya palsu, PSS kemudian melaporkan Elwizan ke Polresta Sleman pada 3 Desember 2021 atas kasus pemalsuan ijazah.
Baru-baru ini terungkap bahwa dokter gadungan tersebut memanipulasi ijazah kedokterannya dengan cara mengambil contoh ijazah lewat Google yang kemudian ia edit.
Ijazah palsu inilah yang membuka jalannya berkarir sebagai dokter di tim sepak bola sejak tahun 2013 termasuk di Timnas Indonesia U-19, dan terakhir di klub PSS Sleman.
Kendati kedoknya sudah terungkap sejak akhir tahun 2021, polisi baru berhasil menangkapnya 24 Januari 2024 lalu. Hal ini lantaran pelaku terus berpindah lokasi dan mengubah identitasnya.
Elwizan kemudian berhasil ditangkap berkat laporan dari masyarakat.
Karena kasus ini, polisi menjerat Elwizan dengan Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat-surat dengan ancaman 6 tahun penjara, dan juga Pasal 278 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.
Kondektur Bus
Alih-alih memiliki latar belakang pendidikan kedokteran, sebelum menjadi dokter gadungan, Elwizan rupanya adalah seorang kondektur bus dan pengusaha warung kelontong.
Menurut polisi, faktor ekonomi yang melatarbelakangi Elwizan nekat menjadi dokter gadungan.
Andalkan Google
Selama menjadi dokter di PSS, Elwizan menerima upah sebesar 17 juta rupiah per bulan. Bahkan dari penelusuran polisi, Elwizan mendapat gaji sebesar 25 juta rupiah per bulan beserta bonus sebelum menjadi buronan.
Polisi mengungkap cara Elwizan mendiagnosa cedera pemain yang selama ini ia tangani adalah dengan mengandalkan mesin pencarian atau Google.
Elwizan menggunakan Google untuk mendiagnosa cedera dan melakukan pengobatan pada pemain yang mengalami cedera.
Korban Diagnosa Dokter Gadungan
Pernah menjadi dokter gadungan di 8 tim sepak bola sejak tahun 2013 hingga 2021 tak ayal banyak pemain yang telah diperdaya oleh keahlian palsu Elwizan Aminudin dalam hal diagnosa dan penanganan cedera.
Salah satu korbannya adalah kiper Persebaya Surabaya sekaligus Timnas Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi.
Ernando yang ketika itu mengikuti pemusatan latihan Timnas U-19 di Thailand pada Februari 2020 sempat mengalami cedera bahu.
Elwizan yang ketika itu ditugaskan sebagai dokter Timnas U-19 tetap mengizinkan Ernando untuk mengikuti latihan kendati menderita cedera bahu. Elwizan pun tidak menyarankan Ernando untuk operasi.
Ketika sudah kembali ke klubnya, cedera yang dialami Ernando tidak kunjung sembuh. Kemudian dokter tim Persebaya merekomendasikan Ernando untuk menjalani operasi bahu.
Ernando pun menjalani operasi pada bulan November 2020. Berkat operasi, Ernando bisa pulih dan bisa kembali ke performa terbaiknya. Bahkan kini ia menjadi kiper andalan Timnas Indonesia.
Ketika mendengar berita bahwa Elwizan Aminudin adalah dokter gadungan yang memalsukan ijazah, melalui unggahan insta storynya, Ernando mengungkapkan bahwa dirinya hampir tidak jadi operasi gara-gara Elwizan.
Jika saja dirinya tidak segera dioperasi, Ernando yakin dirinya akan pensiun dini karena cedera yang dia alami.
Selain Ernando, ada juga Saddam Emiruddin Gaffar yang menjadi korban diagnosa dokter gadungan Elwizan Aminudin.
Saddam merupakan pemain PSS Sleman sekaligus eks penggawa Timnas U-19 dan sempat dipanggil ke timnas senior oleh pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Berbeda dengan Ernando yang mendapatkan penanganan lanjutan dari dokter tim Persebaya, Saddam tidak mendapatkan penanganan cedera yang baik karena kemudian diketahui bahwa dokter tim PSS adalah dokter gadungan.
Ketika itu Saddam mengalami cedera lutut saat membela PSS Sleman di Liga 1 musim 2021. Elwizan yang menjadi dokter PSS salah mendiagnosa cedera Saddam, sehingga Saddam mendapatkan penanganan yang salah.
Setelah terungkap bahwa dokter PSS adalah dokter gadungan, terungkap pula cedera yang sebenarnya dialami oleh Saddam. Dan ternyata ia mengalami cedera anterior cruciate ligament atau ACL, cedera yang paling ditakuti oleh pemain sepak bola.
Saddam kemudian menjalani operasi ACL pada bulan Januari 2022.
Karena cedera ACL tersebut telat disadari dan sempat mendapatkan penanganan yang salah, pemulihan cedera Saddam berjalan lambat, dan hal tersebut menghambat karir sepak bolanya.
Hingga saat ini, kondisi Saddam belum benar-benar pulih. Sempat kembali merumput di awal tahun 2023, Saddam kembali cedera dan belum sekalipun bermain di Liga 1 musim ini.
Padahal Saddam adalah pemain yang digadang-gadang sebagai striker masa depan Timnas Indonesia. Karena cedera panjang yang dialaminya, Saddam tidak pernah lagi dipanggil ke tim nasional.
Akibat ulah dokter gadungan bernama Elwizan yang salah melakukan diagnosa dan penanganan, karir sepak bola eks pemain timnas ini menjadi terhambat dan hampir saja membuatnya pensiun dini sebagai pesepakbola.
Sementara itu, salah satu dokter tim Borneo FC, Muhammad Yusuf Zulfikar atau dr. Yusuf mengatakan bahwa tindakan penipuan yang dilakukan oleh Elwizan sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal, serta meminta dokter gadungan tersebut dihukum.
Atas perbuatannya memalsukan ijazah, Elwizan Aminudin dijerat Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat-surat dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.
Selain itu, dirinya juga dijerat Pasal 278 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.
Untuk mendapatkan informasi terbaru dan menarik lainnya seputar hukum, bisnis, dan legalitas usaha, kunjungi laman SAH Blog, atau kunjungi Sah.co.id jika anda memiliki pertanyaan seputar hukum dan legalitas usaha.
Sumber: